Cerita Rakyat Propinsi Jambi, Putri Cermin Cina

Cerita Rakyat Propinsi Jambi, Putri Cermin Cina
Dahulu kala di daerah Jambi, terdapat sebuah negeri yang diperintah oleh Seorang raja yang bernama Sutan Mambang Matahari. Sutan mempunyai seorang anak laki-laki bernama Tuan Muda Selat dan seorang anak perempuan bernama Putri Cermin Cina.

Tuan Muda Selat adalah seorang anak muda yang tampan, namun sifatnya agak ceroboh. Putri Cermin Cina berwajah cantik jelita, Ia memiliki hati yang tulus dan penyayang.

Pada suatu hari, datanglah seorang saudagar Muda ke daerah itu. Ia bernama Tuan Muda Senaning. Mulanya tujuan kedatangan saudagar itu memang hanya untuk berdagang, namun saat ia dijamu di rumah Raja. Tuan Muda Senaning berjumpa dengan Putri Cermin Cina. Kecantikan putri raja itu memukaunya, Seketika Tuan Muda Senaning jatuh hati pada gadis jelita itu. Demikian pula, diam-diam Putri Cermin Cina juga menaruh hati pada Tuan Muda Senaning.

Namun, sebagai seorang gadis, tidak mungkin ia mengutarakan isi hatinya lebih dahulu. Pada suatu kesempatan kedua muda-mudi itu sempat bertemu. Kesempatan yang baik itu tidak disia-siakan oleh si pemuda. Akhirnya Putri Cermin Cina menyarankan kepada Tuan Muda Senaning untuk menghadap ayahandanya, Sutan Mambang Matahari untuk melamarnya. 

Tidak lama kemudian, Tuan Muda Senaning datang menghadap Sutan Mambang untuk melamar Putri Cermin Cina. Sutan Mambang  Matahari dengan senang hati menerima lamaran Tuan Muda Senaning karena memang Tuan Muda Senaning mempunyai perangai yang baik dan sopan. Tapi, Sutan Sutan Mambang Matahari terpaksa menunda pernikahan Tuan Muda Senaning dengan Putri Cermin Cina selama tiga bulan karena Sutan Mambang harus berlayar untuk mencari bekal pesta pernikahan putrinya. Sebelum berangkat berlayar, Sutan Mambang Matahari berpesan kepada Tuan Muda Selat agar menjaga adiknya Putri Cermin Cina dengan baik. 

Pada suatu hari, selepas keberangkatan Sutan Mambang Matahari, Tuan Muda Senaning dan Tuan Muda Selat asyik bermain gasing di halaman istana. Mereka tertawa bergelak-gelak, makin lama, makin asyik sehingga orang yang mendengar ikut tertawa senang. Hal itu membuat Putri Cermin Cina penasaran dan ingin melihat keasyikan kakak dan calon suaminya, ia melihat dari jendela.

Kehadiran Putri Cermin Cina terlihat oleh kedua orang itu. Sambil melihat ke jendela, Tuan Muda Senaning melepaskan gasingnya. Gasing Tuan Muda Senaning mengenai gasing Tuan Muda Selat. Karena berbenturan keras, Gasing Tuan Muda Selat melayang dan terpelanting tinggi.

Gasing itu terpelanting ke arah Putri Cermin Cina yang melihat dari jendela.  Gasing itu berputar persis di atas kening Putri Cermin Cina. Putri Cermin Cina menjerit kesakitan. Kening Putri Cermin Cina berlumuran darah, ia jatuh ke lantai tak sadarkan diri. Semua orang panik dan berusaha menolong Putri Cermin Cina. Namun, takdir berkata lain, Putri yang cantik jelita itu akhirnya menghembuskan nafas yang terakhir.

Tuan Muda Senaning sangat merasa bersalah atas kematian Putri Cermin. Ia menjadi putus asa dan gelap mata. Ia melihat ada dua buah tombak bersilang di dinding.  Secepat kilat ditariknya tombak itu dan ditancapkan ke tanah dengan posisi mata tombak mencuat ke atas. Kemudian, dengan gerakan yang sukar diikuti mata. Tuan Muda Senaning melompat ke halaman. Tubuhnya meluncur ke arah mata tombak yang mencuat ke atas. Seketika, Mata tombak menembus perut hingga ke punggungnya. Tuan Muda Senaning meninggal dunia seketika menyusul calon istrinya, Putri Cermin Cina. 

Sementara kerabat istana merawat jenazah kedua insan yang saling jatuh cinta itu, hati Tuan Muda Selat kacau balau. Tak dapat dibayangkan, bagaimana marahnya si Ayahanda Sutan Mambang Matahari bila mengetahui kejadian ini.

Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, ia minta agar kedua mayat itu orang yang disayanginya itu dikuburkan segera. Mayat Putri Cermin Cina dimakamkan di tepi sungai. Sedangkan mayat Tuan Muda Senaning dibawa anak buahnya ke kapal. Kapal itu berlayar ke seberang dan Mayat Tuan Muda Senaning dikuburkan di sana. Tempat itu kemudian diberi nama Dusun Senaning.

Sejenak Tuan Muda Selat merasa lega. Namun tatkala ingat betapa Ayahandanya sebentar lagi akan datang, maka pikirannya menjadi kacau. Bukankah ia telah diserahi Ayahandanya untuk menjaga Putri Cermin Cina agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan?. Kenyataannya, adik yang sangat dikasihi oleh semua orang itu ternyata telah meninggal dunia. Dan salah satu penyebab kematian adiknya adalah dia sendiri.

Akhirnya Tuan Muda Selat pergi meninggalkan negerinya bersama orang-orang kampung. Orang-orang yang ikut dengannya ditinggal di suatu tempat dan tempat itu akhirnya disebut Kampung Selat.

Tidak lama kemudian, Sutan Mambang Matahari tiba di kampungnya. Sutan bingung karena kampungnya begitu sepi, ia menuju istananya, namun hanya tersisa beberapa orang saja yang menjaga istana. Setelah Sutan tahu tentang kejadian sebenarnya. Sutan Mambang Matahari merasa sedih, kemudian ia beserta pengikutnya pergi meninggalkan kampungnya. Mereka pergi ke seberang dusun dan mendirikan kampung di sana. Kampung itu terletak di antara kuburan Tuan Muda Senaning dan Kapat Tuan Muda Selat. Kampung itu diberi nama Dusun Tengah Lubuak Ruso.

Legenda cerita ini oleh rakyat daerah Jambi dianggap benar-benar terjadi karena ada hubungannya dengan nama-nama kampung di Kabupaten Batanghari, Jambi.

Sumber 
Buku cerita rakyat Indonesia Super lengkap 33 Provinsi
Diceritakan kembali oleh : Daru Wijayanti 
Ilustrasi : Ganjar Darmayekti 
Penerbit : New Diglossia (Yogyakarta), 2011
Next Post Previous Post