Tur Raja Salman dan Euforia Umat Islam





Akhir-akhir ini, ada yang menarik untuk diperhatikan. Pasalnya negri ini kedatangan rombongan yang dielu-elukan sebagai penjaga “Al-haramain”, dua tanah suci umat islam, yakni mekkah dan madinah. Itulah raja salman, raja arab saudi yang datang ke indonesia bersama 1500 rombongan yang diantaranya ada 25 pangeran dan 10 menteri. Sesuai yang dikatakan Sekretariat kabinet RI, Raja Salman akan berada di Indonesia selama kurang lebih sembilan hari. Tiga hari akan diisi dengan agenda di Jakarta dan sisanya sekira enam hari di Bali. Raja Salman disambut langsung oleh Presiden Jokowi di bandara Halim Perdana Kusuma dan langsung menuju ke Istana Bogor melalui jalur darat dan melakukan pertemuan bilateral kurang lebih selama 2 jam.


Sore hari Raja Salman akan kembali ke Jakarta dan menginap di Hotel di kawasan Setiabudi Jakarta. Esok harinya, 2 Maret, Raja Salman dijadwalkan berpidato di DPR. Setelah itu mengunjungi masjid Istiqlal dan malamnya bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Tanggal 3 Maret diisi dengan agenda pribadi. Tidak ada informasi mengenai apa saja agenda pribadi sehari Raja Salman di Jakarta itu. Barulah tanggal 4 Maret, Raja Salman dan rombongan akan berada di Bali hingga 9 Maret. 

Kedatangan rombongan penjaga “Al Haramain” ini disambut dengan gembira oleh masyarakat Indonesia. Masyarakat indonesia menganggap kedatangan raja Saudi ini untuk membebaskan negri ini dari pengaruh asing, karena kedatangannya tepat sekali dengan kisruh pemerintah dan Freeport. Ada juga yang beranggapan ini masalah penistaan Al-Qur’an, dan alasan lainnya, yang tak menutup kegembiraan kaum muslimin.

Maksud kedatangan raja Salman

Kita perlu tau, kunjungan ke Indonesia ini merupakan bagian dari kunjungan Raja Salman ke Asia. Sebelum ke Indonesia, Raja Salman sebelumnya berkunjung ke Malaysia dengan membawa rombongan sebanyak 600 orang. Setelah dari Indonesia, Raja Salman akan berkunjung ke Jepang, lalu China, berikutnya berlibur ke Maladewa selama dua pekan dan terakhir ke Yordania baru pulang ke Saudi.

Di Malaysia, Raja Salman menandatangani kesepakatan kerja sama strategis antara Aramco dan Petronas. Selain itu, Salman juga menawarkan rencana penjualan perdana (IPO) saham Saudi Aramco. Raja Salman berharap mendapat calon pembeli potensial untuk membeli saham Aramco saat IPO pada 2018 mendatang. 

Seperti yang diungkapkan oleh Setkab Pramono Anung, Raja Salman akan berada di Indonesia selama sekira sembilan hari. Tiga hari akan diisi dengan agenda di Jakarta dan sisanya sekira enam hari di Bali. Raja Salman disambut langsung oleh Presiden Jokowi di bandara Halim Perdana Kusuma dan langsung menuju ke Istana Bogor melalui jalur darat dan melakukan pertemuan bilateral kurang lebih selama 2 jam.

Sore hari Raja Salman akan kembali ke Jakarta dan menginap di Hotel di kawasan Setiabudi Jakarta. Esok harinya, 2 Maret, Raja Salman dijadwalkan berpidato di DPR. Setelah itu mengunjungi masjid Istiqlal dan malamnya bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Tanggal 3 Maret diisi dengan agenda pribadi. Tidak ada informasi mengenai apa saja agenda pribadi sehari Raja Salman di Jakarta itu. Barulah tanggal 4 Maret, Raja Salman dan rombongan akan berada di Bali hingga 9 Maret.
Kepala Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (Ikatan Agen tour dan Perjalanan Indonesia), I Ketut Ardana, menjelaskan, dari informasi yang diterimanya Raja Salman telah memesan Hotel The St Regis Resort, The L Resort and Spa, Hilton Bali Resort, dan The Ritz Carlton. “Empat hotel itu tempat menginap rombongan Raja Salman selama berlibur di Bali mulai 4-9 Maret depan,” kata Ardana di Kuta, Minggu, 26 Februari 2017.

Jadi kunjungan 9 hari ke Indonesia juga bisa dikatakan sebagai liburan massal rombongan Raja Saudi ke Bali. Sebab dari 9 hari waktu kunjungan, yang lebih banyak merupakan liburan, yaitu 6 hari. Begitupun, anggota rombongan yang ikut menyertai agenda resmi Raja Salman sangat kecil dibanding jumlah rombongan yang mencapai 1500 orang.  Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir, delegasi resmi yang akan melekat pada Raja Salman tidak sampai ribuan orang. Ia menyatakan, “daftar delegasi mereka yang resmi sampai 112 orang, termasuk 19 prince (pangeran) dan 7 menteri” (liputan6.com, 1/3).  Sementara yang menyertai Raja Salman ke Istana Bogor untuk bertemu dengan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla lebih sedikit lagi. Menurut Kepala Sekretariat Presiden, Darmansjah Djumala, dari 1500 rombongan raja Salman hanya 35 orang delegasi dan 50 perangkatnya yang menyertai raja Salman ke Istana Bogor.

Usai berkunjung ke Indonesia, dilansir dari The Asia One, Raja Salman akan melanjutkan perjalanan ke Jepang dari 12 sampai 14 Maret.

Raja Salman diperkirakan menghabiskan dua minggu terakhir bulan Maret untuk berlibur di Maladewa. Koran lokal, Mihaaru melaporkan, tiga resort telah disediakan untuk mereka tinggal (Hizbut-tahrir.or.id, 1/3).

Dari paparan diatas, jelas sekali bahwa kedatangan raja Salman dan rombongannya hanya perjalanan dan liburan resmi kenegaraan, sama sekali tak ada kaitannya dengan masalah kaum Muslimin di Indonesia, apalagi masalah penistaan Al-Quran. Hal ini terlihat ketika sang penista Agama (Ahoek) menemani Presiden RI menyambut Raja Salman di Bandara. Dia (Si Penista) bersalaman Mesra dengan sang raja di negri kaum Muslimin tersebut!. Seperti yang dilansir langsung dari Twiter Ahoek.

Misi penyelamatan ekonomi saudi ?

Setelah raja Saudi tersebut berkunjung ke masjid Istiqlal, memberi cinderamata kepada umat islam berupa kain kiswah, bertemu tokoh lintas agama , menyambangi sebagian umat islam. Tentu saja bagian terbesar dari kunjungan ini bukan itu !!. bagian terbesar itu ialah Investasi.

Bisa kita katakan bahwa ini adalah misi penyelamatan ekonomi saudi, misi penyelamatan ekonomi jangka panjang. Bahan komoditi utama saudi yakni minyak, sejak tahun lalu mengalami keanjlokan harga di dunia. (bisnis.com 6/12 )

Arab Saudi adalah negara pengekspor minyak tertinggi di dunia dan perekonomiannya adalah yang terbesar di regional Arab. Selama ini pemasukan Saudi banyak bergantung dari minyak. Bahkan pernah tercatat 90 persen dari pendapatan Saudi dihasilkan dari sektor minyak. Jadi wajar saja ketika anjloknya harga minyak meyebabkan perekonomian saudi juga mengalami masa-masa sulit. Maka tak heran Saudi mengadakan kunjungan ke Asia, termasuk Indonesia yang merupakan negara Agraria dan menanamkan Investasi.

Arab Saudi tengah fokus mengembangkan bisnis non-minyak dan perluas investasi internasionalnya. Diversifikasi ini untuk mengurangi kerentanan ekonominya yang selama ini terlalu bergantung pada minyak. (katadata.co.id 27/2)

 Namun, meskipun mengalami krisis ekonomi, saudi tetap saja melakukan “pemborosan”.banyak belanja Saudi yang tidak prioritas dan cenderung berlebihan. Misalnya, biaya membeli keamanan dalam negeri dan harga loyalitas yang mencapai 32 miliar dolar. Juga liburan mewah ke Prancis yang diikuti oleh 1.000 orang rombongan, tentu biayanya sangat besar (bagaimana dengan liburan sepekan ke Bali kali ini dengan rombongan 1500 orang? Dan liburan ke Maladewa selama dua pekan). Berdasarkan tingkat belanja seperti itu, mungkin saja perekonomian saudi akan stagnan atau bahkan curam kebawah.

Wahai Kaum Muslimin....

Kita melihat banyak masalah yang menimpa negri kita. Masalah yang melilit kaum muslimin. Kita disibukkan dengan penistaan agama kita yang proses hukumnya berbelit belit. Kita melihat ulama kita dihinakan. Dan yang lebih menyedihkannya lagi banyak dari kaum muslimin yang tak mau peduli. Bahkan polisi yang notabene muslim, sangat menentang  simbol-simbol islam dan tak segan-segan merampas simbol itu. 

Itulah yang terjadi di negri kita, keadaan seakan-seakan berjalan menuju ketidakwarasan!. Tentu saja itu melalui proses yang panjang, proses Sekularisasi. Banyak kaum muslimin yang tak mau peduli, itu karena pemikirannya yang sudah tersekulerkan. “Apa pedulinya aku sama agama “ mungkin begitu katanya. Terlebih lagi polisi, entah apa yang ada di hatinya saat dengan lancangnya merampas bendera Rasulullah, bendera umat islam saat ada aksi umat islam, apa yang ada di hati para polisi saat menjadi pelindung si penista agama itu ?. wahai kaum muslimin, ini adalah proses sekulerisasi yang sangat panjang!.

Saat kaum muslimin haus dahaganya akan keadilan, datanglah sang Raja dari negri arab. Terelebih lagi dengan sandangan itu, “Penjaga dua tanah suci”. Kaum muslimin yang haus dahaganya itu seakan akan melihat harapan. Disadari atau tidak, banyak kaum muslimin yang gembira, si penulis pun merasakan kegembiraan orang-orang disekitarnya, guru berbicara dikelas tentang raja salman, walaupun ia sedang  mengawas ujian!. Tak luput juga Khatib salat jumat berbicara seakan-akan gembiranya ia kedatangan raja salma di negri ini.

Tapi perlulah kita sedikit berfikir tentang harapan itu, dan kemana seharusnya harapan itu kita salurkan. Kepada Allah saja! Jangan kepada para penguasa pendusta! Akankah kita percaya dengan ia yang membiarkan pangkalan udaranya dijadikan basis pesawat meliter AS untuk membunuhi kaum muslimin Suriah! Akankah kita percaya ia yang membiarkan puluhan ribu nyawa kaum muslimin dibantai di sana, dinegri tetanggnaya, suriah, palestina ? akankah kita tertipu? Kaum muslimin..... seorang muslim itu tidak akan terjebak dalam lubang yang sama dua kali.

Wahai kaum muslimin, genggamlah tangan para pejuang yang mukhlish! Genggamlah tangan mereka dan berjuanglah bersamanya untuk meruntuhkan kefasadan yang terjadi didunia ini, berjuanglah bersama mereka dalam proses yang panjang, bersabarlah bersama mereka untuk memperjuangkan Ad-Dien ini sampai Allah meridhoi kita. 

Wallahua a’lam



Next Post Previous Post