Koko Kena Batunya
Di perkampungan Uluwatu, Bali, hiduplah ratusan monyet yang biasa berkeliaran dengan bebas. Salah satunya Momon. Momon memiliki anak, namanya Koko. Koko sangat aktif. Koko suka mengambil makanan dari orang-orang yang datang.
"Koko, jangan merampas makanan dari orang, itu tidak baik. Nanti orang akan benci dengan kita," Momon menasehati Koko.
"Kalau hanya menunggu, belum tentu orang-orang itu mau memberikan makanannya untuk kita, Ayah," jawab Koko cemberut.
"Kita kan sudah diberi makan oleh penjaga, Koko. Lagipula kita juga bisa mencari makanan sendiri," ujar Momom. Koko hanya mengangguk.
Hari ini teman-teman Koko sudah menunggunya di atas pohon.
"Koko...Hari ini turis yang datang sangat banyak. Pasti mereka membawa makanan yang enak-enak. Cepat Koko!" ucap Rado dari atas pohon.
"Iya aku datang," teriak Koko sambil berlari.
Koko dan teman-temannya pun berlarian hendak menghampiri para turis yang datang ke Uluwatu.
"Koko, lihat itu, banyak sekali makanan yang mereka bawa. Ayo, kita ambil! ajak Rado.
Koko lupa pesan sang Ayah untuk tidak merampas makanan dari orang. Koko pun ikut mengambil makanan dari tangan pengunjung. Rado langsung berlari setelah mendapatkan sebungkus makanan ringan. Koko hanya mendapatkan sebungkus kacang. Tiba-tiba....
Buuuuukkkk.....Buuuukkkk....
"Aduuuhh... Aduuhhh...." Koko dilempari batu oleh seorang anak kecil yang kesal karena kacangya diambil oleh Koko.
Momon, Ayah Koko yang dari tadi mencari Koko ke sana-ke mari akhirnya menemui menemui anaknya yang tengah kesakitan.
"Koko, kamu kenapa?" tanya Momon
"Anak itu melempari aku dengan batu, Ayah. Sakit," Koko merintih kesakitan.
"Hmmm....pasti kamu merampas makanannya, kan?" tanya sang Ayah.
Ii...yaa... Ayah. Aku tidak tahan melihat makanan yang dibawanya," ucap Koko.
"Merampas milik orang namanya mencuri, Nak. Kita dianugerahi Tuhan kemampuan untuk bisa mencari makanan sendiri. Bukan mencuri," Momon menasehati Koko sambil mengusap-ngusap punggung Koko yang memerah dilempari batu.
"Iya...Ayah. Koko jandi tidak akan merampas makanan lagi. Koko tidak mau dilempari batu lagi," Koko menyesali perbuatannya.
"Syukurlah kamu mengerti. Sekarang, mari ikut Ayah. Kita cari makanan bersama," Momon merangkul Koko. Koko menyadari perbuatan buruknya dan berjanji tak akan mengulanginya. Ia akan berusaha mencari makanannya sendiri. Ia ingin jadi anak monyet yang mandiri.
Sumber: Harian Kompas, Minggu 18 Januari 2015
Penulis: Risalah Husna (Nominator Lomba Menulis Dongeng Anak Nusantara Bertutur 2014)
Ilustrasi: Regina Primalita
"Koko, jangan merampas makanan dari orang, itu tidak baik. Nanti orang akan benci dengan kita," Momon menasehati Koko.
"Kalau hanya menunggu, belum tentu orang-orang itu mau memberikan makanannya untuk kita, Ayah," jawab Koko cemberut.
"Kita kan sudah diberi makan oleh penjaga, Koko. Lagipula kita juga bisa mencari makanan sendiri," ujar Momom. Koko hanya mengangguk.
Hari ini teman-teman Koko sudah menunggunya di atas pohon.
"Koko...Hari ini turis yang datang sangat banyak. Pasti mereka membawa makanan yang enak-enak. Cepat Koko!" ucap Rado dari atas pohon.
"Iya aku datang," teriak Koko sambil berlari.
Koko dan teman-temannya pun berlarian hendak menghampiri para turis yang datang ke Uluwatu.
"Koko, lihat itu, banyak sekali makanan yang mereka bawa. Ayo, kita ambil! ajak Rado.
Koko lupa pesan sang Ayah untuk tidak merampas makanan dari orang. Koko pun ikut mengambil makanan dari tangan pengunjung. Rado langsung berlari setelah mendapatkan sebungkus makanan ringan. Koko hanya mendapatkan sebungkus kacang. Tiba-tiba....
Buuuuukkkk.....Buuuukkkk....
"Aduuuhh... Aduuhhh...." Koko dilempari batu oleh seorang anak kecil yang kesal karena kacangya diambil oleh Koko.
Momon, Ayah Koko yang dari tadi mencari Koko ke sana-ke mari akhirnya menemui menemui anaknya yang tengah kesakitan.
"Koko, kamu kenapa?" tanya Momon
"Anak itu melempari aku dengan batu, Ayah. Sakit," Koko merintih kesakitan.
"Hmmm....pasti kamu merampas makanannya, kan?" tanya sang Ayah.
Ii...yaa... Ayah. Aku tidak tahan melihat makanan yang dibawanya," ucap Koko.
"Merampas milik orang namanya mencuri, Nak. Kita dianugerahi Tuhan kemampuan untuk bisa mencari makanan sendiri. Bukan mencuri," Momon menasehati Koko sambil mengusap-ngusap punggung Koko yang memerah dilempari batu.
"Iya...Ayah. Koko jandi tidak akan merampas makanan lagi. Koko tidak mau dilempari batu lagi," Koko menyesali perbuatannya.
"Syukurlah kamu mengerti. Sekarang, mari ikut Ayah. Kita cari makanan bersama," Momon merangkul Koko. Koko menyadari perbuatan buruknya dan berjanji tak akan mengulanginya. Ia akan berusaha mencari makanannya sendiri. Ia ingin jadi anak monyet yang mandiri.
Hikmah Cerita
Mencuri barang milik orang lain adalah perbuatan tercela. Untuk mendapatkan suatu barang yang kita inginkan, haruslah dengan cara-cara yang baik, misalnya dengan bekerja atau berupaya dengan tangan sendiriSumber: Harian Kompas, Minggu 18 Januari 2015
Penulis: Risalah Husna (Nominator Lomba Menulis Dongeng Anak Nusantara Bertutur 2014)
Ilustrasi: Regina Primalita