Kesan Uztadz Felix Siauw tentang Al-Qur'an sebelum menjadi Muslim
Saat pertama membuka Al-Qur'an saya tercengang dengan ayat ini, "Kitab ini tidak ada keraguan (kesalahan) didalamnya" - QS 2:2. "Arogan sekali pembuatnya.." batin saya.
Karena saat itu saya mengira pembuatnya adalah manusia sebagaimana kitab suci lainnya, dan sebagaimana yang kita ketahui, manusia tak ada yang sempurna, bagaimana mungkin menciptakan sesuatu yang bebas kesalahan, sempurna? tak masuk akal.
Kekagetan itu bertambah, saat dalam surah yang sama, di ayat 23 saya menemui tantangan dari pembuatnya "Dan bila kamu tetap dalam keraguan denagn apa yang kami turunkan kepada hamba kami (Muhammad), maka datangkanlah satu surat saja yang semisal dengannya!" QS 2:23.
Singkat cerita, saya menemui sebuah bukti tak terbantahkan. Selama ribuan tahun tantangan itu kokoh berdiri, tak terjawab walau oleh kaum Arab, dimana mereka yang paling bertanggung jawab, atas bahasa ibu mereka. Mereka terdiam, 114 surat yang membungkam logika, akal mereka tunduk terhadapnya.
Al-Qur'an membuktikan sepanjang zaman, bahwa dia tak tergantikan sebagai petunjuk kehidupan. Ayat-ayat selanjutnya memberitahu kita, siapa menjadikannya petunjuk, tak khawatir dan tak sedih, tak sesat dan tak susah. Sebaliknya, yang mencampakannya beroleh sengsara di dunia, siksa di akhirat.
Benarlah firman Allah, "Kitab ini tidak ada keraguan (kesalahan) didalamnya, petunjuk bagi kaum yang bertakwa" - QS 2:2.
Benarkah kita menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk? ataukah kita hanya menjadikannya sebatas bacaan yang tak lebih di tenggorokan?.
(dikutip di Instagram Hizbut Tahrir Indonesia).