KTT-OKI di Jakarta Melupakan Hal mendasar bagi Konflik Palestina

Uztadz Budi Mulyana, seorang Dosen  Hubungan Internasional di Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung.

[RISALAH POS] 6-7 Maret kemarin, Indonesia menjadi Tuan rumah diadakannya Pertemuan Organisasi Kerjasama Islam (OKI), pertemuan ini mengangkat Isu yang sama seperti halnya pertemuan-pertemuan sebelumnya, yakni Konflik di Palestina.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan, salah satu fokus yang akan dibahas dalam pertemuan ini menyangkut status Yerusalem yang kini diklaim menjadi ibu kota Israel.


Selain itu, kemungkinan akan menyentuh isu lain yang hingga saat ini menjadi batu sandungan dan belum selesai dibicarakan antara Israel dengan Palestina, yaitu perbatasan, pengungsi, pemukiman ilegal, keamanan, dan akses terhadap air bersih.

Dari Pertemuan ini, dihasilkanlah 2 dokumen penting yang diberi nama Dokumen Resolusi dan Dokumen Deklarasi Jakarta. Draft Resolusi berisi tentang upaya menegaskan kembali posisi, prinsip dan komitmen OKI terhadap Palestina dan Al-Quds Al-Sharif. Resolusi ini diharapkan sejalan dengan kehendak rakyat Palestina. Sementara Jakarta Declaration (deklarasi Jakarta) berisi tentang inisiatif Indonesia yang memuat rencana aksi konkret para pemimpin OKI untuk penyelesaian isu Palestina dan Al-Quds Al-Sharif. (merdeka.com 7/3)

Di penghujung pertemuan, Presiden Joko Widodo mengatakan sejarah akan mencatat bahwa para pemimipin dunia Islam telah mengirimkan pesan kuat kepada seluruh pihak yang terlibat konflik di Palestina. “Insya Allah, kita akan menyaksikan kemerdekaan Palestina dalam Hidup Kita”. (Okezone 7/3)

Konferensi besar ini kemudian di Kritik keras oleh pengamat hubungan Internasional, Budi Mulyana, karena melupakan hal-hal mendasar bagi ‘kemerdekaan” Palestina. Isu yang diangkat dalam pertemuan tersebut yakni perbatasan, pengungsi, status kota Jerusalem, pemukiman ilegal, keamanan dan air. Semuanya menurut Budi persoalan yang sangat teknis, seolah melupakan permasalahan mendasar dari Konflik di Palestina.


Menurutnya, persoalan mendasar Palestina adalah penjajahan yang dilakukan oleh zionis yahudi,  nah penjajahan ini yang harus dienyahkan.  Satu-satunya jalan bagi kemerdekaan palestina adalah mengirimkan tentara-tentara dari negri kaum Muslimin untuk mengusir penjajah Yahudi dari bumi Palestina. 
Next Post Previous Post