Menyoal tentang Panama Papers

Panama papers digunakan oleh para pengusaga, politikus dan kriminal untuk menggelapkan pajak mereka
Panama Papers (Dokumen Panama) adalah kumpulan 11,5 juta dokumen rahasia yang dibuat oleh penyedia jasa perusahaan asal Panama, Mossack Fonseca. Dokumen ini berisi informasi rinci mengenai lebih dari 214.000 perusahaan luar negeri, termasuk identitas pemegang saham dan direkturnya.

Akhir-akhir ini nama “Panama Papers” menjadi trend topic di semua lini berita. Namun Panama telah menjadi berita utama bukan karena kehebatannya dalam teknik sipil, tetapi karena kehebatannya dalam rekayasa keuangan. Kebocoran jutaan dokumen dari sebuah firma hukum Panama telah memberikan kepada dunia pandangan yang sangat gamblang tentang bagaimana orang-orang kaya telah melakukan hal yang luar biasa berliku-liku untuk melindungi kekayaan mereka dari otoritas pajak di dunia. Pengungkapan berikutnya dari kebocoran dokumen yang banyaknya 11 juta dokumen itu menyebabkan gaung di seluruh dunia. Presiden, Perdana Menteri bahkan actor terkenal Bollywood telah menggunakan entitas offshore untuk menutupi masalah keuangan mereka.

Berjuta-juta Nama Pejabat dan Pengusaha pun bertebaran dalam Dokumen tersebut, tak terkecuali para penguasa yang ada di Indonesia. Di Indonesia, dua nama yang dicari penegak hukum untuk penyidikan kasus korupsi, yakni Muhammad Riza Chalid dan Djoko Soegiarto Tjandra, juga tercantum dalam dokumen yang bocor ini. Di luar negri tentu lebih banyak, Pesepak bola terbaik dunia, Lione Messi, juga ada dalam dokumen ini. Catatan menunjukkan Messi dan ayahnya merupakan pemilik sebuah perusahaan di Panama: Mega Star Enterprises Inc.

catatan 11 juta dokumen tentu saja membuat orang-orang terkejut, para penguasa dan pengusaha tidak bermain dengan aturan yang sama sebagaimana aturan yang ia buat untuk orang lain. ini adalah kebohongan  besar di jantung ideologi kapitalis yang mengutamakan kepentingannya sendiri, tetapi mengabaikan apa yang dilakukan oleh kaum ekstrem pada masyarakat.


Peristiwa ini cukup untuk menujukkan betapa buruknya Kapitalisme, {}
Next Post Previous Post