Asal Usul Desa Gubug Grobogan
Gubug adalah sebuah kecamatan dengan jumlah desa 21 yang ada di Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Tegowanu dan Tanggungharjo. Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Tanggungharjo dan Kedungjati. Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Godong dan Karangrayung. Serta di utara berbatasan dengan kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak dan Wonosalam Mata pencaharian penduduk mayoritas adalah sebagai petani padi dengan musim tanam maksimal 2 kali setahun. Sistem pengairan 45% adalah sistem tadah hujan, sedangkan pengairan diperoleh dari sungai Tuntang yang bermata air di Ambarawa.
Gubug merupakan kota terbesar kedua di Kabupaten Grobogan setelah ibukota kabupaten, Purwodadi. Gubug berada pada jalur pantai utara Jawa Tengah poros tengah yang menghubungkan kota Semarang dengan Purwodadi. Kecamatan ini dilintasi jalur kereta api yang menghubungkan Semarang - Cepu - Surabaya serta terletak di antara kota Semarang - Purwodadi - Demak
Di kota kecamatan, Gubug kecamatan Termaju di bandingkan kecamatan lain di Grobogan, perekonomian pertokoan minimarket banyak dan jalan nya selalu rame padat.
Lokasi Desa/Kecamatan Gubug berada di jalan Raya Semarang-Purwodadi. Kecamatan ini merupakan kecamatan nomor dua dari barat setelah Kecamatan Tegowanu.
Desa/Kecamatan Gubug menjadi salah satu sentra industri dan pertanian di Kabupaten Grobogan. Di wilayah ini berdiri beberapa pabrik, pertanian juga berkembang yang menjadikannya salah satu mata pencaharian utama masyarakat setempat.
Sejarah Gubug
Masyarakat Grobogan, lebih akrab menyebut Gubug dengan ejaan Nggubug. Hal ini lantaran kebiasaan lama yang kerap menambahkan Ng saat menyebut apapun yang berawalan dengan G.
Penamaan Gubug bukanlah sesuatu yang tiba-tiba, melainkan memiliki sejarahnya sendiri. Secara bahasa, Gubug memiliki arti Rumah Kecil. Konon pada masa kerajaan, diperintahkanlah untuk membuka hutan untuk dijadikan pemukiman di wilayah Gubug.
Berdasarkan data yang dapat dihimpun Redaksi Direktori Grobogan, wilayah Gubug dahulunya merupakan kawasan hutan yang sangat lebat.
Berbagai macam tumbuhan termasuk pohon-pohon di dalam hutan ditebangi. Di tengah aktivitasnya membuka lahan hutan, tiba-tiba ditemukannya du buah Gubug (rumah kecil) di dalam hutan.
Hal ini membuat bingung banyak orang, sebab hampir tak mungkin di dalam belantara hutan sudah ada rumahnya. Sejak saat itulah wilayah tersebut disebut Gubug.
Cerita tersebut nampaknya cukup beralasan, sebab di wilayah Gubug (terutama di bagian selatan) masih banyak ditemui pohon-pohon besar khas hutan.
Kodisi Geografis Gubug
Gubug memiliki geografis datar, kondisi ini sangat cocok untuk pertanian. Lokasi Gubug berada sekitar 30 KM dari pusat Kota Purwodadi Grobogan.
Sebagai sebuah kecamatan, terdapat 21 desa yang masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Gubug. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Tegowanu di sebelah barat, Kedungjati di selatan, Godong di timur dan Kabupaten Demak di sebelah utara.
Berikut Desa yang ada di Kecamatan Gubug :
Berbagai sarana prasana juga terdapat di Gubug, seperti sekolah-sekolah, masjid raya, Puskesmas hingga terminal kendaraan lintas provinsi.
Itulah gambaran singkat mengenai Sejarah Gubug, Dua Rumah Kecil di Hutan Belantara. Semoga dapat menambah wawasan tentang kedaerahan untuk warga Grobogan dan khususnya Gubug sendiri.
Gubug merupakan kota terbesar kedua di Kabupaten Grobogan setelah ibukota kabupaten, Purwodadi. Gubug berada pada jalur pantai utara Jawa Tengah poros tengah yang menghubungkan kota Semarang dengan Purwodadi. Kecamatan ini dilintasi jalur kereta api yang menghubungkan Semarang - Cepu - Surabaya serta terletak di antara kota Semarang - Purwodadi - Demak
Kantor Camat Gubug
Sumber: https://www.google.com/
Di kota kecamatan, Gubug kecamatan Termaju di bandingkan kecamatan lain di Grobogan, perekonomian pertokoan minimarket banyak dan jalan nya selalu rame padat.
Lokasi Desa/Kecamatan Gubug berada di jalan Raya Semarang-Purwodadi. Kecamatan ini merupakan kecamatan nomor dua dari barat setelah Kecamatan Tegowanu.
Desa/Kecamatan Gubug menjadi salah satu sentra industri dan pertanian di Kabupaten Grobogan. Di wilayah ini berdiri beberapa pabrik, pertanian juga berkembang yang menjadikannya salah satu mata pencaharian utama masyarakat setempat.
Sejarah Gubug
Masyarakat Grobogan, lebih akrab menyebut Gubug dengan ejaan Nggubug. Hal ini lantaran kebiasaan lama yang kerap menambahkan Ng saat menyebut apapun yang berawalan dengan G.
Penamaan Gubug bukanlah sesuatu yang tiba-tiba, melainkan memiliki sejarahnya sendiri. Secara bahasa, Gubug memiliki arti Rumah Kecil. Konon pada masa kerajaan, diperintahkanlah untuk membuka hutan untuk dijadikan pemukiman di wilayah Gubug.
Berdasarkan data yang dapat dihimpun Redaksi Direktori Grobogan, wilayah Gubug dahulunya merupakan kawasan hutan yang sangat lebat.
Berbagai macam tumbuhan termasuk pohon-pohon di dalam hutan ditebangi. Di tengah aktivitasnya membuka lahan hutan, tiba-tiba ditemukannya du buah Gubug (rumah kecil) di dalam hutan.
Hal ini membuat bingung banyak orang, sebab hampir tak mungkin di dalam belantara hutan sudah ada rumahnya. Sejak saat itulah wilayah tersebut disebut Gubug.
Cerita tersebut nampaknya cukup beralasan, sebab di wilayah Gubug (terutama di bagian selatan) masih banyak ditemui pohon-pohon besar khas hutan.
Kodisi Geografis Gubug
Gubug memiliki geografis datar, kondisi ini sangat cocok untuk pertanian. Lokasi Gubug berada sekitar 30 KM dari pusat Kota Purwodadi Grobogan.
Sebagai sebuah kecamatan, terdapat 21 desa yang masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Gubug. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Tegowanu di sebelah barat, Kedungjati di selatan, Godong di timur dan Kabupaten Demak di sebelah utara.
Berikut Desa yang ada di Kecamatan Gubug :
- Baturagung
- Gelapan
- Ginggangtani
- Gubug
- Jatipecaron
- Jeketro
- Kemiri
- Kunjeng
- Kuwaron
- Mlilir
- Ngroto
- Papanrejo
- Penadaran
- Pranten
- Ringinharjo
- Ringinkidul
- Rowosari
- Saban
- Tambakan
- Tlogomulyo
- Trisari
Berbagai sarana prasana juga terdapat di Gubug, seperti sekolah-sekolah, masjid raya, Puskesmas hingga terminal kendaraan lintas provinsi.
Itulah gambaran singkat mengenai Sejarah Gubug, Dua Rumah Kecil di Hutan Belantara. Semoga dapat menambah wawasan tentang kedaerahan untuk warga Grobogan dan khususnya Gubug sendiri.