Asal Usul Kota Batang Jawa Tengah
Batang adalah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Batang. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Kendal di timur, Kabupaten Banjarnegara di selatan, serta Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan di barat.
Kota Batang belum banyak dikenal luas oleh masyarakat umum, hal ini dapat dilihat masih banyak yang bertanya Batang itu mana?. Salah satunya disebabkan karena masih banyaknya masyarakat Batang itu sendiri ketika berpergian keluar kota apabila ditanya orang dari daerah mana asalnya masih banyak yang menjawab dari Pekalongan, mungkin karena pusat kota nya yang sangat dekat dengan kota Pekalongan sehingga masyarakat lebih mengenal kota Pekalongan daripada Batang nya sendiri.
Kota Batang merupakan kota kecil yang masuk dalam lingkup Provinsi Jawa Tengah, dengan luas daerah 788.642,16 km2.
Menurut Legenda yang sangat populer batang berasal dari kata = Ngembat - Watang yang berarti mengangkat Batang kayu.
Konon pada waktu Mataram mempersiapkan daerah-daerah pertanian untuk mencukupi persediaan beras bagi para prajurit Mataram yang akan mengadakan penyerangan ke Batavia, Tumenggung Bahurekso mendapat tugas untuk membuka alas roban untuk dijadikan daerah persawahan, alas roban yang merupakan hutan yang masih perawan, lebat dan menyeramkan di huni oleh Jin dan Siluman-siluman. Dan Tumenggung Bahurekso sempat mendapat gangguan oleh para penghuni alas roban tersebut, Para pekerja yang menebang hutan alas Roban banyak yang sakit dan meninggal namun dengan kesaktiannya gangguan itu dapat teratasi.
Setelah Alas Roban dibuka tugas selanjutnya dari Bahurekso adalah mengusahakan pengairan atas lahan yang telah dibuka itu, kemudian beliau membuat bendungan yang sekarang dinamakan bendungan kramat, ketika bendungan itu telah selesai dibuat, bendungan selalu jebol dan dirusak oleh anak buah siluman Uling, hal ini memaksa Tumenggung Bahurekso untuk menyerang para Siluman Uling yang bermarkas di sebuah Kedung sungai, dan dengan kesaktiannya para siluman ini dapat dikalahkan.
Tetapi walupun para siluman uling ini telah dikalahkan air yang keluar dari bendungan tidak selalu lancar, kadang besar dan kadang-kadang kecil bahkan tidak mengalir sama sekali. Setelah di teliti ternyata ada Batang Kayu (watang) besar yang melintang dan menghalangi aliran air. Berpuluh orang disuruh mengangkat dan memindahkan Watang (batang kayu) tersebut namun tidak berhasil.
Akhirnya Bahurekso sendiri yang turun tangan, dan dengan sekali embat patahlah Watang (batang kayu) tersebut. Dan dari peristiwa ngembat watang itulah kemudian terukir nama Batang, yang berasal dari kata ngemBAT waTANG, orang Batang sendiri sesuai dengan dialeknya menyebutnya MBATANG.
Kota Batang belum banyak dikenal luas oleh masyarakat umum, hal ini dapat dilihat masih banyak yang bertanya Batang itu mana?. Salah satunya disebabkan karena masih banyaknya masyarakat Batang itu sendiri ketika berpergian keluar kota apabila ditanya orang dari daerah mana asalnya masih banyak yang menjawab dari Pekalongan, mungkin karena pusat kota nya yang sangat dekat dengan kota Pekalongan sehingga masyarakat lebih mengenal kota Pekalongan daripada Batang nya sendiri.
Kota Batang merupakan kota kecil yang masuk dalam lingkup Provinsi Jawa Tengah, dengan luas daerah 788.642,16 km2.
Logo Kabupaten Batang
Sumber: http://batangkab.go.id/
Menurut Legenda yang sangat populer batang berasal dari kata = Ngembat - Watang yang berarti mengangkat Batang kayu.
Konon pada waktu Mataram mempersiapkan daerah-daerah pertanian untuk mencukupi persediaan beras bagi para prajurit Mataram yang akan mengadakan penyerangan ke Batavia, Tumenggung Bahurekso mendapat tugas untuk membuka alas roban untuk dijadikan daerah persawahan, alas roban yang merupakan hutan yang masih perawan, lebat dan menyeramkan di huni oleh Jin dan Siluman-siluman. Dan Tumenggung Bahurekso sempat mendapat gangguan oleh para penghuni alas roban tersebut, Para pekerja yang menebang hutan alas Roban banyak yang sakit dan meninggal namun dengan kesaktiannya gangguan itu dapat teratasi.
Setelah Alas Roban dibuka tugas selanjutnya dari Bahurekso adalah mengusahakan pengairan atas lahan yang telah dibuka itu, kemudian beliau membuat bendungan yang sekarang dinamakan bendungan kramat, ketika bendungan itu telah selesai dibuat, bendungan selalu jebol dan dirusak oleh anak buah siluman Uling, hal ini memaksa Tumenggung Bahurekso untuk menyerang para Siluman Uling yang bermarkas di sebuah Kedung sungai, dan dengan kesaktiannya para siluman ini dapat dikalahkan.
Kantor Bupati Batang
Sumber: http://www.google.com/
Tetapi walupun para siluman uling ini telah dikalahkan air yang keluar dari bendungan tidak selalu lancar, kadang besar dan kadang-kadang kecil bahkan tidak mengalir sama sekali. Setelah di teliti ternyata ada Batang Kayu (watang) besar yang melintang dan menghalangi aliran air. Berpuluh orang disuruh mengangkat dan memindahkan Watang (batang kayu) tersebut namun tidak berhasil.
Akhirnya Bahurekso sendiri yang turun tangan, dan dengan sekali embat patahlah Watang (batang kayu) tersebut. Dan dari peristiwa ngembat watang itulah kemudian terukir nama Batang, yang berasal dari kata ngemBAT waTANG, orang Batang sendiri sesuai dengan dialeknya menyebutnya MBATANG.
Sumber: https://www.google.com/