Perubahan dalam Islam 1

 Perubahan dengan jalan Demokrasi maupun Revolusi massa (people power) bukanlah perubahan menurut jalan islam. karena “berbahaya” jika menggunakan jalan perubahan yang tidak dicontohkan oleh rasulullah SAW. Sebagai contoh, jalan perubahan melalui Demokrasi, bahayanya antara lain :


1.         pertama, Bahaya Ideologis. Demokrasi adalah sistem Kufur, karena menjadikan rakyat sebagai pemilik kedaulatan. Konsekuensinya, rakyat yang mewakilkan “wakil rakyat” untuk
membuat undang-undang. Padahal dalam islam, hak untuk membuat hukum dan perundangan hanyalah Allah SWT. Orang yang terlibat dalam sistem demokrasi, walaupun secara i’tiqodi masih meyakini islam sebagai solusi, ketika melakukan legislasi, yakni membuat perundang-undangan, apalgi undang-undang yang tidak sejalan dengan islam, maka jelas ia telah melakukan keharaman

2.         Kedua, bahaya pragmatisme. Masuk kedalam sistem Demokrasi yang tidak menjadikan islam standar berfikir dan bertindak, akan membuat siapapun bebas untukmengeluarkan ide yang bahkan jauh bertentangan dengan islam. Lalu agar tercapai titik temu, masing-masing pihak akan melakukan kompromi politik. Dengan adanya kompromi politik, alih-alih bicara Idealisme, yang sering terjadi malah akitivis muslim terjebak pragmatisme.

3.         Ketiga, menjauhkan umat dari perjuangan menegakkan Khilafah. Tujuan awalnya ingin agar islam diterapkan melalui jalan Demokrasi dan hanya menjadikan Demokrasi sebagai jalan bukan tujuan. Namun, ketika menghadapi situasi dan kondisi politik sekular yang kejam sekaligus melenakan, akhirnya syariah islam disembunyikan. Akhirnya gagasan mengenai Syariah dan Khilafah pun dibuang. Dan kini, teriakannya tak jauh berbeda dengan politisi sekular. “Demokratisasi” bukan “Islamisasi”. Alasannya kalu bicara islam, takut dituduh sekretarian. Kalu memperjuangkan syariah islam takut tak mendapat dukungan. Akhirny, jangankan berjuang untuk islam, yang terjadi malah menjauhkan gagasan syariah dan khilafah islam dari benak umat, alih-alih memperjuangkan syariah dan khilafah, yang terjadi malah terjerat kasus korupsi
Adapun bahaya menggubakan jalan Revolusi massal atau people power diantaranya :

1.         Pertama, rawan pembajakan. Jalan ini sangat rawan dengan pembajakan, apalagi jika tanpa visi yang jelas. Mengapa? Karena gerakan massa biasanya sangat cair, siapapun bisa ikut dan terlibat.hanya dengan isu umum, siapapun bisa bergabung. Sebagai contoh : ketika penguasa diktator
menjadi berkuasa. Maka siapapun dari anggota

2.         masyarakat atau kelompok politik dengan beragam ideologinya, yang selama ini menjadi korban penguasa diktator, akan bergabung untuk menumbangkan penguasa diktator tersebut, jika berhasil menumbangkannya, maka jika kelompok islam tak mampu mengendalikan maka kelompok sekularlah yang akan mengambil alih pemerintahan berikutnya

3.         Kedua, salah strategi. Pasalnya, tujuan dari proses perubahan Revolusi massa tersebut sebenarnya mewujudkan rezim baru untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Namun nyatanya, Revolusi massa justru sering menimbulkan kekacauan yang luar bisa. Jika kondisi ini terjadi, tujuan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik jauh dari harapan. Selain itu, cara seperti ini bisa memicu terjadinya konflik horizontal yang dapat mengakibatkan perpecahan di tengah-tengah umat. Pertanyaanya, mungkinkah membangun Negara dan Pemerintahan yang baik, jika umat dan rakyatnya terpecah belah? Jelas tidak mungkin.


Lantas, bagaimana perubahan yang benar itu? baca di Perubahan dalam Islam 2
Next Post Previous Post