Peranan Pemerintah dalam Pembangunan Pemuda dan Olahraga

Peranan Pemerintah dalam Pembangunan Pemuda dan Olahraga
    Mata Kuliah   : Orgamen Pemerintahan
    Dosen   : Drs. M.Silalahi, M.M

    Disusun Oleh   : 1. Melinus Gulo,
                             2. Julius Haryanto Laia



KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmatNya karena Dia senantiasa memberikan hikmatNya sehingga penyusunan makalah ini bisa terlaksana dengan baik.
Seandainya dalam penyusunan makalah ini ada yang tidak sesuai maka itu adalah bagian dari kelemahan penulis. Walaupun penulis telah berusaha sesuai dengan kemampuannya tetapi kita yakin bahwa setiap manusia tidak ada yang sempurna dan mudah mudahan melalui kritik yang sehat dari para pembaca,  semoga menjadi pedoman dimasa yang mendatang akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Akhir kata dalam penyusunan makalah ini semoga menjadi bahan pelajaran dimasa depan.



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Jumlah pemuda di Indonesia tahun 2013 menurut Badan Pusat Statistik (BPS) diproyeksikan sebesar 62,6 juta orang, yaitu mencapai 25% dari total penduduk Indonesia. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), jumlah pemuda di seluruh dunia adalah mencapai angka 1,2 milyar. Dari jumlah tersebut, sekitar 87%  (±1 milyar) berada di negara-negara berkembang, serta 8 dari 10 orang pemuda berada di wilayah Afrika dan Asia. Data juga menunjukkan hampir sekitar 50% dari penduduk negara-negara berkembang adalah pemuda dan anak-anak.
Angka ini merupakan potensi besar jika dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin. Namun sebaliknya, apabila potensi tersebut tidak dikelola dengan baik justru akan berdampak negatif terhadap proses pembangunan yang sedang berlangsung.  Oleh karena itu untuk memastikan agar potensi pemuda dapat tersalurkan untuk menghasilkan manfaat semaksimal mungkin, pemuda perlu dilibatkan dalam proses-proses pembangunan.  Keterlibatan ini menjadi penting, karena apabila pemuda berada di luar lingkaran proses pembangunan potensinya cenderung akan menjadi faktor penghambat pembangunan dan pemuda akan termarjinalisasi.  Apalagi mengingat pemuda merupakan segmen yang memiliki energi besar serta inovasi yang tinggi, sehingga apabila mereka terpinggirkan akan melahirkan masalah-masalah sosial lainnya.
Pembangunan pemerintah dibagiam pemuda dapat dimaknai sebagai strategi yang dilakukan secara sistematis untuk meningkatkan peran serta pemuda dalam seluruh aspek kehidupan manusia dan memperhatikan serta melibatkan pemuda ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan.
Ini merupakan suatu strategi untuk menjadikan perhatian dan pengalaman tentang masalah kepemudaan sebagai sebuah dimensi integral mulai dari desain, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan dan program, di semua bidang politik, ekonomi dan sosial agar pemuda mendapatkan manfaat yang setara.
Olahraga telah menjadi fenomena global dan diakui kedudukannya oleh PBB sebagai instrumen pembangunan dan perdamaian.  Oleh karena itu, pemerintah Indonesia juga memandang penting pembangunan olahraga karena olahraga diyakini merupakan wahana yang strategis dan efektif dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk membentuk watak dan karakter bangsa (nation and character building).  Dengan demikian pembinaan dan pengembangan olahraga perlu terus ditingkatkan secara terarah, sistematis dan berkesinambungan agar selaras dengan tujuan pembangunan nasional khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Tantangan dalam bidang olahraga ke depan adalah peningkatan pembudayaan dan pembinaan prestasi olahraga yang didukung oleh pendanaan keolahragaan, prasarana dan sarana olahraga, penghargaan keolahragaan, serta optimalisasi sistem manajemen keolahragaan nasional dalam rangka pembangunan olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi (Renstra Kemenpora 2014-2019).
Dalam Kajian Staf Ahli Menpora (2014), Pembagunan Olahraga dimaknai sebagai strategi yang sistematis untuk meningkatkan komitmen semua pihak untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia sebagai manusia  bugar,   sehat,   dan  berprestasi  dengan  memasukkan  unsur kebutuhan   olahraga   ke dalam   kebijakan  dan  program  dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan.Kebijakan pengarusutamaan olahraga ditujukan untuk membangkitkan prestasi olahraga dan menjadikan olahraga sebagai  gaya hidup, budaya masyarakat dan wahana memosisikan kemartabatan dan keberadaban bangsa Indonesia dalam berbagai ajang olahraga internasional.
Kebijakan Pengembangan  Pemuda dan Olahraga ini menjadi strategis dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas sumberdaya manusia Indonesia dengan harapan dapat diraihnya tujuan pembangunan kepemudaan yaitu pembentukan karakter, pembentukan kapasitas, dan daya saing pemuda serta mewujudkan masyarakat Indonesia yang bugar, sehat, dan berprestasi di bidang olahraga. Untuk itu diperlukan kerjasama serta komitmen berbagai pihak, baik dari unsur pemerintah, swasta maupun pemuda itu sendiri dalam berupaya agar pembangunan kepemudaan dan keolahragaan dapat tercapai secara maksimal. Langkah-langkah strategis yang mendorong implementasi kebijakan ini perlu disusun agar seluruh pihak dapat terbuka dan melaksanakannya.
B.    RUMUSAN MASALAH
Kondisi yang terjadi saat ini seperti yang telah diteliti oleh tim Kemenpora pada tahun 2014 di beberapa daerah, menunjukkan masih minimnya kesempatan dan peluang yang dimiliki oleh pemuda  untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan.  Pemuda masih belum memiliki akses untuk berpartisipasi dalam proses-proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi kegiatan-kegiatan pembangunan.Yang terjadi adalah posisi pemuda masih diletakkan sebagai objek pembangunan, bukan sebagai subjek/pelaku pembangunan.  Hal ini diantaranya disebabkan minimnya komunikasi dan informasi yang dapat  diakses oleh pemuda tentang tahapan dan proses pembangunan. Selain itu terlihat masih belum adanya kepercayaan dari pihak penyelenggara pemerintahan untuk melibatkan pemuda.  Pemuda masih dianggap sebagai sumber masalah, bukannya sebagai potensi dan modal  utama pembangunan.
Kenyataan lainnya yang cukup memprihatinkan adalah masih belum maksimalnya  peranstakeholder kepemudaan seperti sektor swasta dan BUMN dalam pemberdayaan dan pengembangan potensi pemuda akibat kurangnya pemahaman dan pengetahuan mereka tentang penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan pemuda. Isu kepemudaan masih belum dianggap cukup penting untuk diprioritaskan.  Padahal dilihat dari sumberdaya dan daya jangkau yang luas, peran swasta dan BUMN dipandang cukup strategis untuk mendukung pembangunan kepemudaan.
Selain itu belum adanya alat ukur dan indikator untuk melihat sejauh mana kegiatan dan program kepemudaan yang telah berjalan memiliki implikasi terhadap peningkatan kapasitas  pemuda menyebabkan tidak terukurnya pencapaian program pembangunan kepemudaan yang sudah berjalan selama ini.  Saat ini indikator yang ada lebih bersifat kuantitatif, yang hanya mencakup besaran peserta maupun daya jangkau kegiatan,  Padahal dampak lebih jauh yang diharapkan adalah pada peningkatan kualitas sumber daya manusia yang seharusnya dapat diukur secara lebih spesifik.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    PEMBANGUNAN PEMERINTAH TERHADAP PEMUDA DAN OLAHRAGA
Pembangunan menurut  Rogers and Shoemaker (1971)  adalah jenis perubahan sosial dengan ide-ide baru untuk kehidupan sosial dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dan memberikan tingkat kehidupan yang lebih tinggi pula melalui organisasi sosial yang baik dan produksi modern. Pemerintah : adalah organisasi yang memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan dalam bentuk penerapan hukum dan undang-undang di kawasan tertentu yang merupakan Kawasan yang berada di bawah kekuasaan mereka. Pembangunan pemerintah adalah upaya mensejahterakan masyarakat baik dalam bidang ekonomi, budaya, sosial, dalam pencapaian tujuan untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.
Pemuda merupakan generasi penerus sebuah bangsa, kader bangsa, kader masyarakat dan kader keluarga. Pemuda selalu diidentikan dengan perubahan betapa tidak, peran pemuda dalam membangun bangsa ini, peran pemuda dalam menegakkan keadilan, peran pemuda yang menolak kekuasaan. Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani berbagai maca-macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi sebelumnya, generasi yang mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan. Anggapan itu merupakan beban moral yang ditanggung bagi pemuda untuk memenuhi tanggungjawab yang diberikan generasi tua. Selain memikul beban tersebut pemuda juga dihadapkan persoalan-persoalan diantaranya kenakalan remaja, ketidak patuhan pada orang tua/guru, kecanduan narkotika, frustasi, masa depan suram, keterbatasan lapangan kerja dan masalah lainnya.
Secara umum pengertian olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik maupun psikis seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan seseorang setelah olahraga. “Olahraga” datang dari bahasa Perancis Kuno desport yang bermakna “kesenangan”, serta pengertian berbahasa Inggris tertua ditemukan seputar tahun 1300 yakni “segala hal yang mengasyikkan serta menghibur untuk manusia”. Olahraga adalah satu diantara sumber utama dari hiburan karenanya ada pendukung olahraga yang umumnya terbagi dalam beberapa besar orang dan bisa disiarkan lebih luas lagi lewat tayangan olahraga. Olahraga adalah kesibukan yang benar-benar utama untuk menjaga kesehatan seseorang.

B.    PERAN PEMUDA DAN PERHATIAN PEMERINTAH  DI BIDANG  OLAHRAGA
Pemerintah Indonesia dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan mendefinisikan Pemuda sebagai warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 sampai 30 tahun. Tak bisa dipungkiri memang di usia 16-30 tahun para pemuda memiliki energi yang sangat besar, semangat yang menggelora. Dalam rentang usia itu para pemuda ingin menemukan jati diri sejatinya, seperti merancang masa depannya, mencari calon pasangan hidup, mulai masuk dunia pekerjaan hingga meniti karir. Dengan jumlah yang cukup besar yang saat ini mencapai 69 juta jiwa, keberadaan pemuda di Indonesia ibarat pedang bermata dua. Pemuda yang baik dan sukses tentunya menjadi kebanggaan keluarga. Sedangkan pemuda yang sering kali ikutan tawuran, terjerumus dalam narkoba dan tidak punya masa depan justru akan menjadi sampah masyarakat.
Selanjutnya apa hubungan pemuda dan olahraga yang ada di Indonesia ? kita melihat bahwa bidang olahraga di Indonesia masih belum teroptimalkan. Padahal peran pemuda sangat besar dal;am bidang olahraga. Kita ketahui bahwa atlet pada sebuah cabang olahraga masa keemasannya justru berada pada saat dia menjadi pemuda. Saat sudah berusia diatas 30 tahun umumnya para atlet sudah memutuskan untuk pensiun. Jika dibandingkan dengan negara Jepang saja, khusus untuk cabang sepakbola, negara kita masih jauh tertinggal. Padahal jumlah penduduk negara Jepang mungkin hanya sebanding dengan jumlah penduduk di salah satu provinsi di Indonesia. Banyak pemain sepakbola yang merumput diluar negeri dan bermain sepakbola di liga Eropa. Sedangkan di Indonesia, Sepakbola di Indonesia saat ini tak luput dari permasalahan, mulai dari konflik kepentingan para petinggi-petinggi organisasi sepakbola di Indonesia, para pengurus klub yang korupsi dan tidak profesional, pemain yang tidak dewasa, stadion yang kurang memadai, supporter yang seringkali bertindak anarkis hingga wasit tidak fair dalam memimpin pertanndingan. Permasalahan ini pada akhirnya sepakbola diIndonesia terasa membosankan, masyarakat lebih senang menonton pertandingan sepakbola liga Inggris daripada liga Domestik dalam negeri. Dari Sepakbola saja yang menjadi olahraga paling populer di Indonesia terlihat bahwa bidang olahraga di Indonesia masih belum teroptimalakan dan senantiasa dirundung permasalahan  yang mengahambat olahraga Indonesia untuk lebih maju. Pemuda harus turun tangan, bukan terjebak dalam permasalahan yang ada tetapib ikut memikirkan solusi yang diberikan untuk memajukan olahraga di Indonesia.
Sebenarnya bidang olahraga merupakan bidang yang besar yang juga terkait dengan bidang-bidang lainnya. Mungkin ada sekelompok pemuda yang memandang sebelah mata bidang ini menganggap olaraga sebagai bidang yang kurang menjanjikan untuk masa depan. Padahal olahraga tidak hanya terkait dengan atlet dan pelatihnya saja, ada irisan bidang industri bidang olahraga, teknologi olahraga dan sport science. Sebagai pemuda yang kreatif kita hrus bisa melihat peluang yang ada di bidang olahraga.
Pemuda Indonesia sewajarnya menyalurkan semangat yang ada dalam dirinya kepada bidang olahraga. Banyak pilihan yang bisa dipilih, bisa menjadi atlet yang profesiaonal, menjadi pelatih yang sangat berkompeten, menjadi wasit olahraga Internasional, desainer seragam olahraga yang handal, guru olahraga yang terampil, ahli dalam sport science, berwirausaha dibidang olahraga, pemandu bakat dibidang olahraga, pengurus organisasi olahraga, dan lain sebagainya. Sudah sewajarnya kita memberikan semangat kepada atlet Indonesia yang sedang bertanding. Setidaknya ada rasa kepedulian kita terhadap olahraga di negeri ini. Percuma saja kita menjadi penikmat dan sebatas penonton sepakbola luar negeri tetapi justru merasa acuh dan tidak mau tahu tentang sepakbola dalam negeri. Pemerintah pun harus mendukung upaya mengoptimalkan dan mengembangkan olahraga di Indonesia. Semangat pemuda yang menggelora di bidang olahraga harus didukung oleh pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan terkait yang mendukung kemajuan olahraga nasional, menyediakan fasilitas olahraga yang mumpuni, memberikan perhatian terhadap sekolah-sekolah olahraga serta memberikan pinjaman modal wirausaha dan industri kreatif dibidang olahraga. Namun tanpa dukungan seluruh masyarakat upaya ini pun tidak akan membuahkan hasil yang maksimal. Saat ini beberapa bidang olahraga memang cukup menarik minat para generasi muda seperti bulutangkis dan sepakbola. Namun bidang di luar itu, bidang-bidang olahraga lainnya di Indonesia jarang sekali diminati. Beberapa penyebabnya antara lain ketidakjelasan jalur karir di bidang-bidang olahraga tersebut. Bahkan dalam hal karir pascapensiun, bulutangkis dan sepakbola pun setali tiga uang dengan bidang lain. Banyak mantan atlet yang terlantar, hidup dengan beberapa permasalahan yang tak terselesaikan seperti gaji dan sebagainya. Ini membuat regenerasi atlet menjadi tersengal-sengal. Bidang olahraga pun makin tidak diminati di negeri ini.
Lantas bagaimana perhatian pemerintah dibidang olahraga di tahun 2016 ini ? Orientasi sebagian masyarakat Indonesia memang belum melihat olahraga sebagai karir yang membanggakan dan menjanjikan. Pendidikan dan olahraga bukan paduan yang pas, seperti dua kutup magnet yang sama yang mencoba untuk bergabung; tentu tak akan pernah terwujud. Banyak lembaga pendidikan yang memberikan ‘hukuman’ pada siswa yang lebih memilih olahraga dibanding belajar untuk nilai pelajaran yang bagus. Selain itu memang tidak ada program pelatihan dari pemerintah yang memberikan ruang bagi setiap siswa untuk memilih jalur olahraga untuk berprestasi lebih baik.
Sudah jatuh tertimpa tangga. Sudah tak ada program pembinaan, dana pembinaan pun tak banyak bisa bicara. Bila dibandingkan dengan negara lain, anggaran Kementerian Pemuda dan Olahraga Indonesia jauh lebih kecil. Di Australia, Thailand dan Singapura, dana olahraga mereka mencapai masing-masing 0,1%, 0,2%, dan 4,2% dari pendapatan negara. Sementara di Indonesia hanya 0.08%. itu pun belum dikurangi biaya operasional kementrian seperti gaji pegawai.
Sebenarnya banyak pihak swasta di Indonesia ingin lebih membantu perkembangan olahraga di Indonesia. Namun mereka mengaku tidak bisa membantu dengan maksimal sebab olahraga di Indonesia belum berkembang dengan baik sebagai industri. Masih banyak sekali politisisasi di dalam bidang ini yang membuat olahraga bukan tempat menjanjikan untuk bisnis. Contoh negara yang sukses membangun industri olahraganya adalah Inggris dan secara khusus Amerika Serikat. Dengan pengelolaan olahrga yang bagus, bukan hanya banyak generasi muda yang ingin menjadikan atlet sebagai profesinya, tapi juga banyak perusahaan swasta yang ingin bergabung menanamkan modalnya.
Sudah menjadi paham umum kalau kita belum memiliki lapangan sepakbola yang bagus. Itu hanya di satu bidang, belum yang lain. Kurangnya perhatian pemerintah untuk menyediakan fasilitas pendukung olahraga yang baik membuat bidang ini makin tidak atraktif. Mereka yang telah memutuskan untuk menjadi atlet pun akan sulit berkembang. Di samping itu, kalau pun ada sarana yang baik, itu hanya terpusat di Jawa. Para atlet dari daerah harus meninggalkan daerahnya sejak usia dini bila ingin menjadi professional. Ini tentu membuat sebagian akhirnya memutuskan untuk tidak berkarir di dunia olahraga meski punya potensi besar.
Sudah seharusnya pemerintah menjadi organisasi induk untuk mengelola olahraga di Indonesia. Bagaimanapun juga porsi perhatian bagi olahraga masih kurang bila dibanding dengan bidang lain. Program pembinaan dan pengelolaan masih perlu disempurnakan. Faktor ini selalu berada pada akhir setiap siklus pengembangan bidang apapun. Semua upaya baik dari atle dalam kasus ini dan swasta pada akhirnya bermuara pada inisiasi pemerintah.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Berdasarkan Pembahasan diatas  tentang bidang olahraga, maka sudah selayaknya olahraga ditempatkan pada posisi prioritas, karena nilai-nilai tersebut memang sangat diperlukan oleh suatu bangsa yang ingin maju. Olahraga juga merupakan bagian dari budaya yang bersifat internasional. Keragaman sosial budaya dan kondisi geografis yang spesifik juga menyebabkan keanekaragaman olahraga. Dengan demikian, pembangunan olahraga sesungguhnya tidak cukup hanya diidentifikasi ukuran prestasi yang diidentikkan dengan perolehan medal khususnya emas atau peringkat yang dicapai dalam event olahraga seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) atau pekan-pekan olahraga yang diselenggarakan secara internasional seperti SEA Games, Asian Games, atau Olympic Games. Olahraga sebagai instrumen pembangunan hendaknya diposisikan dan diberdayakan dalam arti luas untuk tidak saja pencapaian prestasi demi harkat dan martabat bangsa, tetapi untuk mencapai tujuan nasional antara lain kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata.
Kaitannya dengan pengembangan dan keserasian kebijakan olahraga, adalah bagaimana mengupayakan langkah-langkah untuk terciptanya sistem koordinasi antar unit terkait baik di tingkat pusat sampai tingkat daerah sehingga dapat mewujudkan adanya keserasian dalam perumusan kebijakan olahraga. Kaitannya dengan pemasyarakatan olahraga dan kesegaran jasmani, adalah bagaimana mendorong partisipasi aktif masyarakat agar lebih peduli dengan kegiatan olahraga dan kemaslahatan yang diperoleh, seperti kondisi kesehatan paripurna, dan dampak pengiring lainnya seperti peningkatan produktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
B.    SARAN
Peranan pemerintah dalam mengembangkan prestasi olahraga harus mutlak dilakukan. Hal ini tentunya tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak.


Baca juga>> Perilaku Organisasi
Jangan lupa komentar dan ike
Next Post Previous Post